Kamis, 04 Juli 2013

My dream is (almost) realized

Setelah berangan-angan jadi penulis, saya berusaha merealisasikannya. Ya mengumpulkan kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, halaman demi halaman. Mengumpulkan ide cerita, berusaha memunculkan konflik yang menarik dan tidak monoton. Saya gak mau punya cerita yang sama seperti cerita yang beredar di novel-novel sekarang. Cerita tentang percintaan yang berawal dari tabrakan dengan lawan jenis trus jadian? ah basi.

Sayangnya, kendala saya adalah netbook saya rusak. Semua data ada di situ. Masih berharap data-datanya gak hilang. Kalo hilang saya harus bikin dari awal. Argggh butuh waktu lama, kan? Padahal sudah lumayan banyak. Alur ceritanya terus mengalir di otak saya, sayangnya gak bisa saya tuang langsung di layar netbook. Gak mungkin juga saya pake komputer ayah saya buat nulis cerita macam-macam. Kalo memori penuh, saya yang dimarahin. Nasib, ada aja pasti halangan buat berbuat sesuatu yang baik.

Sebenarnya novel yang saya buat tetap novel remaja yang isinya tentang "per-cin-ta-an" dan "per-sa-ha-ba-tan" tapi beda sama yang lain. Saya kasih bocoran dikit deh. Ada 3 orang sahabat yang bernama Zalika, Iko, dan Kikan. Kalian berfikir itu cinta segitiga antara mereka? Salah. Saya menyisipkan sebagian kehidupan nyata saya di situ. Manisnya pertemuan dan pahitnya perpisahan, semua ada di situ. Indahnya persahabatan dan rumitnya percintaan juga ada di situ. Penasaran? Makanya nanti kalo udah jadi, dibeli ya!!!


Selasa, 02 April 2013

Penjual Harapan Semu

Aku hanya mengenal namamu,
tidak dengan sikapmu
Aku hanya tahu wajahmu,
tidak dengan hatimu

Sama dengan keledai itu,
selalu tersungkur dalam harapan semu

Secuil senyummu, telah merayuku
Selarik ucapanmu, telah menyentuhku
Seutas gurauanmu, telah menggelitikku
Tapi itu bukan untukku

Rabu, 13 Maret 2013

sepanjang musim

Bersama rinai hujan aku menahan sedu sedan,
bersama kemarau aku risau,
bersama salju, aku melaju tak tertuju,
bersama badai tangisku terurai


Musim berganti, tapi tidak dengan hati

Titik waktu


Aku berjalan menuju satu titik temu,
titik yang tak semu
entah kapan titik itu bertamu
menemuiku yang terus menunggu

Tak jarang ombak menggertak
petir membentak
dan angin menjerit
kala melewati jalan yang rumit,
menusuk hingga ke tumit

Senin, 28 Januari 2013

Bermimpi Menjadi Penulis

Kalian punya mimpi? Saya harap iya, dan saya yakin kalian punya mimpi.

Saya punya mimpi, ya meskipun kalian gak berminat juga untuk tau mimpi saya itu apa. Meskipun kalian gak nanya, tapi dunia harus tau apa yang saya impikan. Gak dibaca juga gapapa kok. Kalo gak bersedia langsung close tab blog ini aja. Oke ini buat yang mau tau apa mimpi saya. Sebagai pelajar SMP kelas 9, saya baru saja menemukan satu keinginan. Saya merasa ingin menjadi penulis, terutama novel. Semua berawal dari kegemaran saya membaca novel. Semua orang bisa jadi penulis, apalagi setelah saya mengetahui salah satu penerbit membuka peluang untuk para calon penulis.

Saya sudah mencoba menulis naskah untuk novel tersebut, baru sampai 18 halaman padahal minimal 80 halaman. Saya merasa sedikit ragu atas tindakan saya ini. Sudah menceburkan kaki ke kolam, tapi merasa kedinginan. Bingung akan melanjutkan berenang atau kembali ke darat. Itu semua karena naskah tersebut mengisahkan kisah c-i-n-t-a saya. Karena merasa naskah terlalu blak-blakan saya pun berusaha meminta saran dan bertanya pada yg bersangkutan. Ada yang berkata "terusin aja han, tanggung. jangan ada yg disensor lho!" ada yang bilang "fokus UN dulu neng, nanti  elu malah down kalo mikirin itu terus." ada lagi yang nyeletuk "cuma masalah nama kan? bisa digantikan? masa cuma karena kayak gitu kamu gak nerusin lagi?" oke ini membuat saya semakin bingung. Saya pun memutuskan untuk sementara menyimpan naskah tsb sebagai arsip nasional arsip pribadi dan mencoba fokus pada UN. Akhirnya si 'calon novel' itu belum ditiupkan ruhnya dan tentu belum berbentuk janin.

Sempat terlintas dipikiran untuk membuat cerita lain, tapi masih nyerempet dengan cerita nyata saya. Tapi ya masih di angan. Hanya mengumpulkan kata demi kata lalu dituang di layar monitor saya.

Untuk itu tunggu saja, apakah mimpi saya bisa terwujud atau tidak. Semoga, iya. Amin

Sabtu, 10 November 2012

Mengapa harus dipertemukan jikalau harus dipisahkan lagi?

Liburaaaaaaan!!!! Dan, pastinya di tanggal 2 Juli gue ulang tahun. Gue ngajak temen-temen makan di Star Steak. Trus, nyokap nyuruh ngundang edeyes juga. Sip, mendukung. Gue undang dia, dia mau. Tambah mendukung.
Tibalah hari ulang tahun gue. Temen-temen semua udah dateng, dia doang yang belom. Gue coba sms, ternyata dia dateng juga. Gak tau cuma perasaan gue aja atau emang beneran, dia ngeliatin gue. Itu modus, itu kode. Temen-temen yang lain heran knp ada edeyes, dia bukan siapa-siapa gitu.

Sampe rumah, dia sms bla bla bla. Sampai akhirnyaaaaaa yap, dia nyatain sesuatu, Kita jadian daaaaan, semua berubah.

2 hari gue seneng-seneng aja. Tiba-tiba dia sms dia mau bilang sesuatu, tp di sekolah. Gue punya feeling kalo dia bakal pindah, gue tanya dia gak mau jawab. Dan ternyata BENER, dia mau pindah. Feeling gue bener kan? mood ancur parah njirrrrr. Gue nangis kejer sekejer kejernya orang nangis. Kebayang orang baru jadian 2 hari langsung begitu. Gue marah, itu jelas. Gue kecewa, itu pasti, Tp dia tetep ngejelasin semuanya. Kenapa harus terjadi yg kedua kalinya sih? 
Hari-hari berlalu, semua membaik meskipun netes sendiri kalo inget itu.


Masuk sekolah, dia gak ada. DIa udah bilang kalo dia mau ke surabaya, bali, mataram. Sepi emang, kangen iya. Trus 2 hari kemudian dateng deh. Seperti biasa, senyumnya itu beuh, matanya itu beeeeuuuuh ngena. Tapi ada kesalahpahaman, tp itu cuma buat alasan dia aja. Gue sms gak bales, tlp gak diangkat. Pas diangkat, dia nyolot, gue balik nyolot. Dengan cepatnya, 2 minggu terlewati dan kita putus. Kebayangkan itu nyeseknya gmn? sepele.